Pengantar Ekonomi dan Manajemen 2 ( Ekonomi Teknik 2 )
Bab 3 , 4
dan 5
BAB. 3
Inflasi
Harga Umum
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu
proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (continue)
berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor,
antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di
pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat
adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga
merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah
proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya,
tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi
adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika
proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling
pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk
mengartikan peningkatan persediaan uang yang
kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk
mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.
Inflasi
dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat,
dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah
angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10%—30% setahun; berat antara 30%—100%
setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan
harga berada di atas 100% setahun.
Terminologi dan konsep-konsep Dasar
Inflasi
dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan
likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan (tekanan) produksi
atau distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga termasuk
kurangnya distribusi).[butuh rujukan] Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi
dari peran negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral), sedangkan untuk sebab
kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam
hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti fiskal (perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif),
kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi, dll.
Inflasi
permintaan (Ingg: demand
pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan di mana
biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi
permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya
volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap
barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut.
Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan
harga faktor
produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu
kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam
situasi full employment di mana biasanya lebih disebabkan oleh
rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas
di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama tentunya
kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku
bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor
industri keuangan.
Inflasi
desakan biaya (Ingg: cost
push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk
adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan
yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini
atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat
memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau
juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk
tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru. Berkurangnya produksi
sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti adanya masalah teknis di
sumber produksi (pabrik, perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau kelangkaan
bahan baku untuk menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi (penimbunan), dll,
sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu
juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi, di mana dalam hal ini faktor
infrastruktur memainkan peranan yang sangat penting.
Inflasi dan Deflasi harga
Inflasi
adalah suatu keadaan dimana harga barang secara umum mengalami mengalami
kenaikan secara terus menerus atau terjadi penurunan nilai uang dalam negeri
sedangkan Deflasi adalah suatu keadaan dimana terdapat peristiwa- peristiwa
penurunan harga barang umum secara terus menerus atau terjadi peningkatan nilai
uang.
Penyebapnyapun
berbeda jika inflasi disebap kan karena Tarikan permintaan ataupun desakan
biaya produksi sedangkan deflasi di sebapkan karena Menurunnya persediaan uang
yang ada di masyarakat, meningkatnya persediaan barang, menurunnya permintaan
barang dan naiknya permintaan akan uang.
Dampak dari
inflasi adalah Perekonomian menjadi kacau dan berkurangnya investasi disuatu
Negara dan dampak dari deflasi adalah Membuat depresi besar dan membuat pasar
investasi kacau
Strategi aplikasi
Bank sentral memainkan peranan penting
dalam mengendalikan inflasi. Bank sentral suatu negara pada umumnya berusaha
mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang wajar. Beberapa bank sentral
bahkan memiliki kewenangan yang independen dalam artian bahwa kebijakannya
tidak boleh diintervensi oleh pihak di luar bank sentral -termasuk pemerintah.
Hal ini disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa bank sentral yang
kurang independen salah satunya disebabkan intervensi pemerintah yang bertujuan
menggunakan kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian akan mendorong
tingkat inflasi yang lebih tinggi.
Bank sentral
umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan/atau
tingkat suku bunga sebagai
instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga berkewajiban
mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini disebabkan karena
nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat
inflasi) maupun eksternal (kurs).
Saat ini pola inflation
targeting banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia,
termasuk oleh Bank Indonesia.
Bank sentral
melalui kebijakan moneter dapat
mengontrol jumlah uang beredar untuk mengendalikan inflasi dengan menggunakan
tiga kebijakan moneter utama sebagai berikut.
I.
Operasi
Pasar Terbuka atau open market operation. Bank sentral membeli dan
menjual obligasi negara dengan cara bank sentral mengisntruksikan para pialang
obligasi untuk membeli dari publik di pasar obligasi nasional. Uang yang
dibayarkan bank sentral untuk obligasi tersebut meningkatkan jumlah uang
beredar di suatu negara. Untuk mengurangi jumlah uang beredar, pemerintah
melakukan hal yang sebaliknya.
II.
Syarat
Cadangan Kas Minimum atau reserve requirements. Bank sentral dapat
meningkatkan atau mengurangi syarat cadangan kas minimum yang harus dimiliki
oleh bank umum di negaranya. Kenaikan syarat cadangan kas minimum berarti bahwa
bank-bank harus memegang lebih banyak cadangan sehingga mengurangi pinjaman
dari setiap unit yang disimpan, akibatnya hal tersebut meningkatkan rasio
cadangan menurunkan penggandaan uang, dan menurunkan jumlah uang yang beredar.
Sebaliknya penurunan syarat cadangan minimum menurunkan rasio cadangan,
meningkatkan penggandaan uang, dan meningkatkan jumlah uang yang beredar.
III.
Tingkat
diskonto atau disount rate. Bank sentral melalui regulasinya dapat
menaikkan atau menurunkan tingkat bunga pinjaman untuk bank-bank umum di
bawahnya. Bank umum meminjam dari bank sentral jika memiliki sedikit cadangan
untuk memenuhi persyaratan cadangan, ketika bank sentral memberikan pinjaman
kepada bank umum tersebut, sistem perbankan memiliki lebih banyak cadangandibandingkan
dengan yang seharusnya sehingga cadangan tambahan ini memungkinkan sistem
perbankan menciptakan lebih banyak uang. Semakin tinggi tingkat diskonto yang
ditetapkan bank sentral terhadap bank umum, maka semakin enggan bank meminjam
cadangan dari bank sentral. Oleh karena itu, kenaikan tingkat diskonto
mengurangi cadangan dalam sistem perbankan yang kemudian mengurangi jumlah uang
beredar.
Konsep Kurs Mata Uang dan Daya Beli
Nilai
tukar (atau dikenal sebagai kurs) adalah sebuah perjanjian yang
dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau di
kemudian hari, antara dua mata uang masing-masing negara atau wilayah.
Dalam sistem
pertukaran dinyatakan oleh yang pernyataan besaran jumlah unit yaitu "mata
uang" (atau "harga mata uang" atau "sarian mata uang")
yang dapat dibeli dari 1 penggalan "unit mata uang" (disebut pula
sebagai "dasar mata uang"). sebagai contoh, dalam penggalan
disebutkan bahwa kurs EUR-USD adalah 1,4320 (1,4320 USD per EUR) yang berarti
bahwa penggalan mata uang adalah dalam USD dengan penggunaan penggalan nilai
dasar tukar mata uang adalah EUR
menurut Dr.
Supawi pawengan adalah kemampuan masyarakat sebagai konsumen untuk membeli
barang atau jasa yang dibutuhkan. daya beli masyarakat ini ditandai dengan
meningkat ataupun menurun, dimana daya beli meningkat jika lebih tinggi
dibanding periode lalu sedangkan daya beli menurun ditandai dengan lebih
tingginya kemampuan beli masyarakat dari pada periode sebelumnya.
factor yang
mempengaruhi daya beli masyarakat
berikut ini
adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi daya beli masyarakat antara lain
yaitu :
1. Tingkat Pendapatan
Pendapatan merupakan suatu balas jasa dari seseorang atas tenaga atau pikiran yang telah disumbangkan, biasanya berupa upah atau gaji. Makin tinggi pendapatan seseorang makin tinggi pula daya belinya dan semakin beraneka ragam kebutuhan yang harus dipenuhi, dan sebaliknya.
2. Tingkat Pendidikan
Makin tinggi pendidikan seseorang makin tinggi pula kebutuhan yang ingin dipenuhinya. Contohnya seorang sarjana lebih membutuhkan computer dibandingkan seseorang lulusan sekolah dasar.
3. Tingkat Kebutuhan
Kebutuhan setiap orang berbbeda-beda. Seseorang yang tinggal di kota daya belinya akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan yang tinggal di desa.
4. Kebiasaan Masyarakat
Di zaman yang serba modern muncul kecenderungan konsumerisme didalam masyarakat. Penerapan pola hidup ekonomis yaitu dengan membeli b arang dan jasa yang benar-benar dibutuhkan, maka secara tidak langsung telah meningkatkan kesejahteraan hidup.
5. Harga Barang
Jika harga barang naik maka daya beli konsumen cenderung menurun sedangkan jika harga barang dan jasa turun maka daya beli konsumen akan naik. Hal ini sesuai dengan hokum permintaan.
6. Mode
Barang-barang yang baru menjadi mode dalam masyarakat biasanya akan laku keras di pasar sehingga konsumsi bertambah. Dengan demikian mode dapat mempengaruhi konsumsi.
Pendapatan merupakan suatu balas jasa dari seseorang atas tenaga atau pikiran yang telah disumbangkan, biasanya berupa upah atau gaji. Makin tinggi pendapatan seseorang makin tinggi pula daya belinya dan semakin beraneka ragam kebutuhan yang harus dipenuhi, dan sebaliknya.
2. Tingkat Pendidikan
Makin tinggi pendidikan seseorang makin tinggi pula kebutuhan yang ingin dipenuhinya. Contohnya seorang sarjana lebih membutuhkan computer dibandingkan seseorang lulusan sekolah dasar.
3. Tingkat Kebutuhan
Kebutuhan setiap orang berbbeda-beda. Seseorang yang tinggal di kota daya belinya akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan yang tinggal di desa.
4. Kebiasaan Masyarakat
Di zaman yang serba modern muncul kecenderungan konsumerisme didalam masyarakat. Penerapan pola hidup ekonomis yaitu dengan membeli b arang dan jasa yang benar-benar dibutuhkan, maka secara tidak langsung telah meningkatkan kesejahteraan hidup.
5. Harga Barang
Jika harga barang naik maka daya beli konsumen cenderung menurun sedangkan jika harga barang dan jasa turun maka daya beli konsumen akan naik. Hal ini sesuai dengan hokum permintaan.
6. Mode
Barang-barang yang baru menjadi mode dalam masyarakat biasanya akan laku keras di pasar sehingga konsumsi bertambah. Dengan demikian mode dapat mempengaruhi konsumsi.
BAB. 4
Definisi resiko,ketidak pastian dan sensitivitas
Risiko
ekonomi (economic risk) adalah kemungkinan bahwa suatu peristiwa, termasuk
salah urus ekonomi, akan menyebabkan perubahan drastis dalam lingkungan bisnis
suatu negara yang mempengaruhi keuntungan dan tujuan perusahaan lainnya.
Ketidakpastian
adalah suatu yang di ciptakan oleh adanya risiko sementara sensitifitas
adalah analisis akhir dalam pengambilan keputusan dengan adanya resiko tersebut
Tahapan
analisis ekonomi teknik :
1.
Definisikan masalah dan tujuannya
2.
Mengumpulkan informasi yang relevan terkait kasus yang sedang dipelajari
3.
Memunculkan alternatif-alternatif
4. Evaluasi
masing-masing alternative
5. Penentuan
alternatif terbaik dengan beberapa kriteria
6.
Menerapkan hasilnya dan memantau kerjanya
Namun
demikian keputusan-keputusan yang diambil (sekalipumn dengan berbagai prediksi
yang masuk akal) terkadang terdapat juga perbedaan terhadap kenyataan yang
lebih dikenal Risiko. Dalam pengambilan keputasannya yang berdasar
faktor-faktor (parameter) tertentu yang tdak diketahui dengan pasti
mengharuskan kita menganalisa sebesar-besar pengaruh faktor-faktor tersebut
saling mempengaruhinya, yang dikenal analisis Sensitivitas.
Sumber sumber ketidakpastian
Sumber-sumber
ketidakpastian:
1. Kemungkinan ketidak akuratan
estimasi yang digunakan dalam analisis
2. Jenis bisnis yang berkaitan dengan
kesehatan perekonomian masa depan
3. Jenis fisik bangunan dan peralatan
yang digunakan
4. Lama (waktu)periode yang diasumsikan
. Metode
nonprobalitik dalam mengatasi ketidakpastian
1. Teknik Optimasi
Manusia
terlahir sebagai mahluk yang tak pernah puas. Manusia memiliki sejumlah besar
kebutuhan dan lebih banyak lagi keinginan. Disisi lain, sumber daya ekonomi
sebagai pemuas kebutuhan dan keinginan manusia relatif langka. Dua hal ini
memberikan latar belakang yang kontradiktif dan mengharuskan manusia memilih.
Maka manusia selaku homoekonomicus akan senantiasa berupaya menetapkan pilihan
yang terbaik sebagai solusi optimal yang dapat dilakukannya untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan yang nyaris tanpa batas itu. Lalu, apa dan bagaimanakah
alternatif pilihan yang optimal itu? Apakah konsep maksimalisasi sama dengan
optimalisasi?. Dari aspek Manajerial, pilihan yang optimal merupakan solusi
yang efektif dan efisien. Secara harpiah, kata efektif dapat dipadankan dengan
kata berdaya guna, sedangkan efisien lebih bersesuaian makna dengan kata
berhasil guna. Pilihan yang efektif merujuk pada alternatif proses produksi
untuk mencapai output maksimal pada level penggunaan input yang sudah
ditetapkan besarannya, sementara pilihan yang efisien merujuk kepada alternatif
proses produk untuk mencapai besaran out put tertentu dengan penggunaan input
minimal. Dari uraian ini, dapat disimpulkan bahwa optimalisasi mencakup
terminologi maksimalisasi output dan minimalisasi input atau biaya. Pemahaman
atas solusi optimal ini dapat diterapkan baik pada kajian tentang perilaku
produksi maupun prilaku konsumsi.
2. Teknik Analisis Resiko
Risiko
adalah hal yang tidak akan pernah dapat dihindari pada suatu kegiatan /
aktivitas yang dilakukan manusia, termasuk aktivitas proyek pembangunan dan
proyek konstyruksi. Karena dalam setiap kegiatan, seperti kegiatan konstruksi,
pasti ada berbagai ketidakpastian (uncertainty). Faktor ketidakpastian inilah
yang akhirnya menyebabkan timbulnya risiko pada suatu kegiatan
3. Teknik Pendugaan/Peramalan
Tujuan dari
peramalan ekonomi adalah untuk mengurangi resiko atau ketidak pastian yang
dihadapi suatu perusahaan dalam pengambilan keputusan operasional jangka
pendeknya dan dalam merencanakan pertumbuhan jangka panjangnya. Teknik
peramalan bervariasi dari yang sederhana dan tidak mahal hingga yang canggih
tetapi mahal. Dengan mempertimbangkan semua keuntungan dan batasan dari
berbagai macam teknik ramalan tersebut, manajer dapat memilih metode atau
kombinasi dari metode yang paling cocok dengan perusahaannya. Peramalan
kualitatif dalam didasari oleh survei terhadap rencana para eksekutif bisnis
untuk rencana pengeluaran pembangunan dan peralatan, perubahan inventori, dan
harapan penjualan, serta survei terhadap rencana pengeluaran konsumen. Ramalan
penjualan dapat didasari oleh jajak pendapat terhadap eksekutif perusahaan,
tenaga penjual, dan konsumen perusahaan biasanya meminta pandangan dari pejabat
luar negeri atau orang-orang bisnis.
Salah satu
metode peramalan yang paling sering digunakan adalah analisis deret waktu. Data
deret waktu biasanya berfluktuasi karena adanya tren sekuler, fluktuasi siklis,
variasi musiman, dan pengaruh acak atau tak beraturan. Bentuk yang paling
sederhana dari analisis deret waktu adalah proyeksi tren. Suatu tren yang
linear mengasumsikan perubahan absolut yang konstan dalam jumlah tertentu
setiap periodenya. Kadang eksponensial (menunjukan persentasi perubahan yang
konstan setiap periodenya) lebih cocok dengan data yang ada dengan memperhatikan
variasi musiman, kita dapat meningkatkan ramalan tren secara lebih signifikan.
Peramalan
secara meningkat dapat menggunakan metode ekonometrik. Model ini bertujuan
menerangkan hubungan yang akan diramal dan penting untuk menentukan kebijakan
yang optimal. Model peramalan ekonometrik sering menggabungkan teknik peramalan
yang lain dan berkisar antara model persamaan tunggal dari penjualan perusahaan
hingga sesuatu yang lebih besar, model persamaan makro berganda tentang
keseluruhan perekonomian. Ramalan dengan model persamaan tunggal dapat
melibatkan pensubstitusian ke dalam persamaan permintaan, nilai-nilai variabel
penjelas atau bebas hasil prediksi untuk periode yang akan diramalkan dan
memecahkan nilai ramalan dari variabel terikat. Dalam model persamaan berganda,
nilai estimasi dari variabel eksogen (yang ditentukan di luar sistem) harus di
substitusikan ke dalam model yang diestimasi untuk menghasilkan ramalan bagi
variabel endogen.
Perusahaan
dapat juga meramal penjualan dengan menggunakan tabel input output. Tabel input
output menguji ketergantungan diantara berbagai industri dan sektor dalam
perekonomian. Hal tersebut menunjukan penggunaan output setiap industri dan
input industri lainnya dan untuk konsumsi akhir, dengan demikian kita dapat menggunakannya
untuk meramal. Peramalan input output sekarang sudah tidak populer dan tidak
digunakan lagi oleh perusahaan saat ini.
Analisis Titik Impas
Break event
point atau titik impas adalah suatu keadaan dimana dalam suatu operasi
perusahaan tidak mendapat untung maupun rugi/ impas (penghasilan = total
biaya). Sebelum memproduksi suatu produk, perusahaan terlebih dulu merencanakan
seberapa besar laba yang diinginkan. Ketika menjalankan usaha maka tentunya
akan mengeluarkan biaya produksi, maka dengan analisis titik impas dapat
diketahui pada waktu dan tingkat harga berapa penjualan yang dilakukan tidak
menjadikan usaha tersebut rugi dan mampu menetapkan penjualan dengan harga yang
bersaing pula tanpa melupakan laba yang diinginkan. Hal tersebut dikarenakan
biaya produksi sangat berpengaruh terhadap harga jual dan begitu pula
sebaliknya, sehingga dengan penentuan titik impas tersebut dapat diketahui
jumlah barang dan harga yang pada penjualan. Analisis break even sering
digunakan dalam hal yang lain misalnya dalam analisis laporan keuangan. Dalam
analisis laporan keuangan kita dapat menggunakan rumus ini untuk mengetahui:
1. Hubungan
antara penjualan, biaya, dan laba
2. Struktur
biaya tetap dan variable
3. Kemampuan
perusahaan memberikan margin unutk menutupi biaya tetap
4. Kemampuan
perusahaan dalam menekan biaya dan batas dimana perusahaan tidak mengalami laba
dan rugi
Selanjutnya,
dengan adanya analisis titik impas tersebut akan sangat membantu manajer dalam
perencanaan keuangan, penjualan dan produksi, sehingga manajer dapat mengambil
keputusan untuk meminimalkan kerugian, memaksimalkan keuntungan, dan melakukan
prediksi keuntungan yang diharapkan melalui penentuan
· harga
jual persatuan,
· produksi
minimal,
· pendesainan
produk, dan lainnya
Dalam
penentuan titik impas perlu diketahui terlebih dulu hal-hal dibawah ini
agar titik impas dapat ditentukan dengan tepat, yaitu:
· Tingkat
laba yang ingin dicapai dalam suatu periode
· Kapasitas
produksi yang tersedia, atau yang mungkin dapat ditingkatkan
· Besarnya
biaya yang harus dikeluarkan, mencakup biaya tetap maupun biaya variable.
Analisis Sensitifitas
Analisis
sensitivitas merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui akibat
dari perubahan parameter-parameter produksi terhadap perubahan kinerja sistem
produksi dalam menghasilkan keuntungan.
|
||||||
Dengan
melakukan analisis sensitivitas maka akibat yang mungkin terjadi dari
perubahan-perubahan tersebut dapat diketahui dan diantisipasi sebelumnya.
|
||||||
Contoh:
-
Perubahan biaya produksi dapat mempengaruhi tingkat kelayakan
|
||||||
Alasan
dilakukannya analisis sensitivitas adalah untuk mengantisipasi adanya
perubahan-perubahan berikut:
|
||||||
1.
|
Adanya cost
overrun, yaitu kenaikan biaya-biaya, seperti biaya konstruksi, biaya
bahan-baku, produksi, dsb.
|
|||||
2.
|
Penurunan
produktivitas
|
|||||
3.
|
Mundurnya
jadwal pelaksanaan proyek
|
|||||
Setelah
melakukan analisis dapat diketahui seberapa jauh dampak perubahan tersebut
terhadap kelayakan proyek: pada tingkat mana proyek masih layak dilaksanakan.
|
||||||
Analisis
sensitivitas dilakukan dengan menghitung IRR, NPV, B/C ratio,
dan payback period pada beberapa skenario perubahan yang mungkin
terjadi.
Mudah
dilakukan dalam software spreadsheet.
4.6.
Analisis sebuah usulan Investasi Proyek
Pada musim
investasi seperti ini perlu ada pertimbangan dalam usulan investasi, dalam
hal ini perlu memperhatikan metode-metode yang telah ada agar bisa bersaing
dengan investor yang lain, ketatnya persaingan dalam pasar modal perlu di
siasati para investor yang ingin berinvestasi. NPV, IRR, dan PI merupakan
metode terbaik. Ketiganya memperhatikan aliran kas, memperhatikan nilai waktu
uang dan semua aliran kas diperhitungkan. Pada kondisi normal ketiga metode
tersebut akan menghasilkan kesimpulan yang konsisten satu sama lain. Jika
terjadi konflik, NPV yang biasaya dipakai investasi alternative lain
akan menggunakan IRR atau IP untuk aliran kas tambahan atau MIRR. Dengan
mengedepankan metode-metode yang ada para investor bisa mendapatkan
keuntungan yang pasti di harapkan para investor dalam menenamkan modalnya
.
4.7.
Estimasi Optimis pesimistis
Asumsi
yang digunakan dalam metode PERT adalah bahwa lama waktu semua
kegiatan
tidak tergantung satu sama lain. Penentuan lama waktu penyelesaian suatu
proyek
dengan PERT dilakukan dengan menentukan waktu yang paling pesimis (terlama)
dan
optimis (tercepat) untuk setiap kegiatan. Hal ini terjadi karena adanya
ketidakpastian
penyelesaian
suatu kegiatan ini dinyatakan dalam suatu varians. Semakin kecil varians
menunjukan
semakin pasti suatu kegiatan dapat diselesaikan. Apabila jaringan sudah
sedemikian
besar, penentuan lama penyelesaian suatu proyek dapat dilakukan melalui
proses
foward pass dan backward pass.
Ada dua
macam estimasi, baik untuk waktu maupun biaya, yang dilakukan di
dalam
metode CPM, yaitu estimasi normal dan estimasi crash. Perhitungan kedua jenis
estimasi
dimaksudkan untuk menemukan kegiatan-kegiatan pada jalur kritis dimana
waktu
dapat dipercepat dengan pengeluaran paling minimum. Dengan cara ini,
efisiensi
penyelesian
proyek dapat dicapai dalam hal waktu maupun biaya.
Metode
PERT/Biaya dapat diterapkan untuk mencapai tujuan pengendalian biaya.
Adapun
tujuan akhir dari PERT/Biaya adalah untuk memberikan informasi yang dapat
digunakan
untuk mempertahankan biaya proyek dalam anggaran tertentu. Informasi ini
berupa
status suatu kegiatan apakah overrun atau underrun. Dengan informasi ini
dapat
ditetapkan
suatu aksi korektif terhadap kegiatan dalam rangka mempertahankan biaya
proyek.
4.8.
Tingkat MARR yang Merpentimbangkan Resiko
MARR adalah
tingkat suku bunga pengebalian minimum yang menarik , di mana tingkat
suku bunga tersebut akan dijadikan dasar atau indikator
keputusan manajemen sehubunga dengan pemilihan alternatif-alternatif
biaya (cost alternatives), manfaat (benefit alternatives) atau kelayakan
suatu investasi (feasibility study), Penentuan MARR harus
mempertimbangkan beberapa hal, yang akan dijelaskan sebagai berikut.
Cost of
Capital (Biaya Modal)
Jika sumber biaya investasi adalah dana pinjaman, maka penentuan MARR harus mempertimbangkan faktor biaya modal (tingkat suku bunga pinjaman ditambah dengan faktor-faktor resiko investasi). Karena return dari investasi yang dilakukan minimal harus menutupi biaya modal yang digunakan. Selain itu jumlah uang yang tersedia, dan sumber biaya dari mana dana tersebut diadakan (equity atau debt financing) perlu dipertimbangkan pula.
Misalnya
TELKOM akan membangun jaringan transport nasional yang berbasis
teknologi ATM dengan modal investasi berupa pinjaman kredit dari sebuah
Bank dengan tingkat bunga 60%/tahun, maka investasi yang dilakukan
dikatakan layak jika memberikan return sama atau lebih dari 60%/tahun
atau proyek investasi tersebut harus menghasilkan Net Present Value
(NPV) atau Net Equivalence Uniform Annual Cash Flow (EUAC) positif.
Cost of
Opportunity Loss (Biaya Hilangnya Kesempatan)
Lain halnya bila investasi yang dilakukan dengan menggunakan modal sendiri, maka penentuan MARR harus mempertimbangkan biaya hilangnya kesempatan yang tidak diambil karena kita memutuskan atau menjatuhkan pilihan pada alternatif lain.
Misalkan
TELKOM tahun 1998 memutuskan untuk investasi senilai Rp. 10 Trilyun
dengan modal sendiri, maka investasi tersebut menghilangkan kesempatan
TELKOM untuk memperoleh return
pada
alternatif investasi lainnya, misalnya membeli Sertifikat Bank
Indonesia (SBI) dengan suku bunga 70% /tahun ( = Rp. 7 Trilyun /tahun).
Risk
Investment
Suatu
investasi akan mengandung resiko, berapapun kecilnya resiko tersebut. Besar
kecilnya resiko akan sangat tergantung pada kemampuan
manajemen (investor) dalam memiliki atau mencari informasi – informasi
yang relevan dengan kegiatan investasi yang dilakukan. Semakin sedikit
informasi yang dimiliki semakin besar resiko investasi yang harus
ditanggung, demikian sebaliknya.
Jenis
Organisasi dan Usaha
Suatu
organisasi akan memiliki opportunity dan resiko yang berbeda
dalam melakukan kegiatan investasi dengan organisasi lainnya. Demikian
halnya dengan jenis usaha yang dimasuki. Jenis usaha manufaktur
dimungkinkan memiliki tingkat MARR yang berbeda dengan usaha pertanian,
perhotelan, dsb. Proyek pememrintah akan memiliki MARR yang berbeda
dengan
jenis sektor industri yang kompetitif
4.9. Penurunan umur proyek
Waktu
proyek atau biasa disebut umur proyek merupakan salah satu atribut proyek
yang sangat penting dalam manajemen proyek. Kegagalan mengelola waktu proyek
akan berakibat pada penyelesaian proyek yang tidak tepat waktu. Penyelesaian
waktu proyek yang mundur dan kurangnya pengelolaan waktu proyek tentunya akan
berakibat pada membengkaknya berbagai sumber daya proyek, khususnya biaya dan
SDM proyek. Dengan demikian seorang manajer proyek dituntut untuk dapat
mengelola waktu proyek sebaik-baiknya dalam rangka keberhasilan proyek.
Dilihat dari fase proyek, penerapan manajemen waktu proyek lebih banyak
diterapkan pada fase Planning dan selebihnya pada fase controlling. Kagiatan
manajemen waktu proyek pada fase planning meliputi : Mendefinisikan
Aktivitas, Pengurutan Aktivitas, Estimasi Lama Aktivitas, dan Penyusunan
Jadwal Proyek. Sedangkan pada fase controlling kegiatannya adaah Pengendalian
Jadwal Proyek.
Pengurutan
Aktivitas (Activity Sequencing)
Setelah
mendefinisikan aktivitas proyek, langkah berikutnya adalah membuat urutan
aktivitas yang merupakan detil dari WBS, detil deskripsi produk, asumsi dan
batasan-batasan untuk menentukan hubungan antar aktivitas. Termasuk dalam hal
ini penjelasan tentang ketergantungan dan perbedaan bentuk ketergantungan.
Ketergantungan dan hubungan akan menentukan urut-urutan aktvitas. Misalnya
apakah mulainya satu aktivitas harus menunggu aktivitas lain selesai ? Apakah
beberapa aktivitas dapat berjalan bersamaan ? apakah beberapa aktivitas
saling overlap ? Ketergantungan atau hubungan antar aktivitas merupakan bahan
dasar dalam menyusun penjadwalan proyek. Terdapat 3 (tiga) aturan dasar dalam
menyusun urutan aktivitas.
1. Ketergantungan Mandatori
(Mandatory Dependencies) ; ketergantungan yang tidak dapat dipisahkan antar
aktivitas/pekerjaan.
2. Ketergantungan Lepas
(Discretionary Dependencies) ; ketergantungan yang ditentukan oleh tim
proyek.
3. Ketergantungan Eksternal (External
Dependencies) ; ketergantungan antara aktivitas proyek dengan aktivitas non
proyek.
Berdasarkan
identifikasi (definisi) aktivitas, dan saling ketergantungannya ini, maka
akan memudahkan tim proyek dalam menyusun urutan pekerjaan pada proyek yang
pada akhirnya diwujudkan dalam bentuk penjadwalan proyek. Alat bantu yang
biasanya digunakan dalam menyusun urutan aktivitas salah satunya adalah :
Diagram Jaringan Proyek (Project Network Diagrams) dan Precedence Diagramming
Method (PDM).
BAB.
5
|
||||||
|
|
|
Alasan alasan analisis penggantian
Sebuah
keputusan yang seringkali dihadapi oleh perusahaan maupun organisasi pemerintah
adalah apakah aset yang ada saat ini harus dihentikan dari penggunaannya,
diteruskan setelah dilakukan perbaikan, atau diganti dengan aset baru. Oleh
karena itu, masalah penggantian (replacement problem) memerlukan analisis
ekonomi teknik yang sangat hati-hati agar dapat diperoleh informasi yang
dibutuhkan untuk membuat keputusan logis yang selanjutnya dapat memperbaiki
efisiensi operasi serta posisi persaingan perusahaan.
Kadang-kadang analisis ini berupa pertanyaan mengenai apakah kita harus menghentikan penggunaan sebuah aset tanpa dilakukan penggantian (abandonment) atau apakah kita tetap mempertahankan aset tersebut sebagai cadangan (back-up) daripada sebagai penggunaan utama. Keputusan dapat berupa pertanyaan apakah keharusan perubahan tersebut dapat dipenuhi dengan memperbesar kapasitas atau kemampuan aset yang sudah ada saat ini atau apakah harus mengganti aset yang ada saat ini (aset lama), yang secara deskriptif sering disebut sebagai defender, dengan sebuah aset baru. Satu atau lebih alternatif aset pengganti (baru) kemudian disebut sebagai penantang (challenger).
ALASAN-ALASAN ANALISIS PENGGANTIAN
Empat alasan utama yang meringkas sebagian besar penyebab penggantian aset adalah sbb:
Kadang-kadang analisis ini berupa pertanyaan mengenai apakah kita harus menghentikan penggunaan sebuah aset tanpa dilakukan penggantian (abandonment) atau apakah kita tetap mempertahankan aset tersebut sebagai cadangan (back-up) daripada sebagai penggunaan utama. Keputusan dapat berupa pertanyaan apakah keharusan perubahan tersebut dapat dipenuhi dengan memperbesar kapasitas atau kemampuan aset yang sudah ada saat ini atau apakah harus mengganti aset yang ada saat ini (aset lama), yang secara deskriptif sering disebut sebagai defender, dengan sebuah aset baru. Satu atau lebih alternatif aset pengganti (baru) kemudian disebut sebagai penantang (challenger).
ALASAN-ALASAN ANALISIS PENGGANTIAN
Empat alasan utama yang meringkas sebagian besar penyebab penggantian aset adalah sbb:
1. Kerusakan
(pemburukan) fisik : adalah perubahan yang terjadi pada kondisi fisik aset.
Biasanya, penggunaan berlanjut (penuaan) akan menyebabkan pengoperasian sebuah
aset menjadi kurang efisien.
2. Keperluan perubahan : aset modal (capital aset) digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang dapat memenuhi keinginan manusia. -> kategori lain dari keusangan (obsolescence)
3. Teknologi : Dampak perubahan teknologi terhadap berbagai jenis aset akan berbeda-beda. Contoh : peralatan manufaktur terotomatisasi. -> kategori lain dari keusangan (obsolescence)
4. Pendanaan : Faktor keuangan melibatkan perubahan peluang ekonomi eksternal terhadap operasi fisik atau penggunaan aset dan akan melibatkan pertimbangan pajak. Contoh : menyewa (mengontrak) aset mungkin akan lebih menarik daripada memiliki aset tersebut. -> dapat dianggap sebagai bentuk keusangan (obsolescence)
2. Keperluan perubahan : aset modal (capital aset) digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang dapat memenuhi keinginan manusia. -> kategori lain dari keusangan (obsolescence)
3. Teknologi : Dampak perubahan teknologi terhadap berbagai jenis aset akan berbeda-beda. Contoh : peralatan manufaktur terotomatisasi. -> kategori lain dari keusangan (obsolescence)
4. Pendanaan : Faktor keuangan melibatkan perubahan peluang ekonomi eksternal terhadap operasi fisik atau penggunaan aset dan akan melibatkan pertimbangan pajak. Contoh : menyewa (mengontrak) aset mungkin akan lebih menarik daripada memiliki aset tersebut. -> dapat dianggap sebagai bentuk keusangan (obsolescence)
Umur ekonomi (economic life) adalah periode waktu (tahun) yang menghasilkan equivalent uniform annual cost (EUAC) minimum dari kepemilikan dan pengoperasian sebuah aset.
Umur kepemilikan (ownership life) adalah periode antara tanggal perolehan dan tanggal “pembuangan” (disposal) oleh seorang pemilik. Contoh : sebuah mobil dapat berfungsi sebagai kendaraan keluarga utama untuk beberapa tahun dan kemudian berfungsi sebagai angkutan lokal untuk beberapa tahun kemudian.
Umur fisik (physical life) adalah periode antara perolehan awal dan pelepasan (pembuangan) akhir sebuah aset selama rangkaian kepemilikannya. Contoh : mobil yang baru saja digambarkan dapat memiliki beberapa pemilik selama keberadaannya.
Masa manfaat (useful life) adalah periode waktu (tahun) selama sebuah aset berada dalam masa produktif (baik sebagai aset utama maupun cadangan). Masa manfaat adalah estimasi seberapa lama sebuah aset diharapkan dapat dimanfaatkan dalam perdagangan atau bisnis untuk menghasilkan pendapatan.
Faktor factor yang Harus dipertimbangkan dalam
Analisis Penggantian
Kesalahan
hasil analisis akan sangat membahayakan keputusan yang logis, sehingga ada
beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam analisis penggantian :
1. Kesalahan estimasi masa lalu
1. Kesalahan estimasi masa lalu
Setiap
kesalahan estimasi yang dibuat pada analisis sebelumnya terhadap aset lama
tidaklah relevan (kecuali terdapat implikasi pajak penghasilan). Contoh :
ketika nilai buku (BV) sebuah aset lebih besar daripada nilai pasar (MV) masa
sekarangnya, perbedaannya seringkali dianggap sebagai sebuah kesalahan
estimasi. ‘Kesalahan’ tersebut juga timbul ketika kapasitas tidak lagi
mencukupi, biaya pemeliharaan lebih tinggi dari yang diantipasi dst.
Faktanya adalah bhw kerugian tsb telah terjadi, mampu atau tidak mampu ditanggung, dan kerugian ini tetap timbul tanpa melihat apakah penggantian dilakukan atau tidak.
Faktanya adalah bhw kerugian tsb telah terjadi, mampu atau tidak mampu ditanggung, dan kerugian ini tetap timbul tanpa melihat apakah penggantian dilakukan atau tidak.
2. Perangkap
Sunk Cost (Biaya Tertanam)
Jika pajak
dilibatkan, kita harus memasukkan sunk cost ke dalam analisis ekonomi teknik.
Kesalahan serius dapat terjadi dalam praktek jika sunk cost ditangani secara
tidak tepat dalam.
Sunk cost (yaitu MV-BV<0) berkaitan dengan mempertahankan aset lama tidak harus ditambahkan pada harga pembelian alternatif terbaik yang ada. Kesalahan ini akan menghasilkan hasil akhir yang tidak tepat yang menguntungkan alternatif mempertahankan aset lama.
Sunk cost (yaitu MV-BV<0) berkaitan dengan mempertahankan aset lama tidak harus ditambahkan pada harga pembelian alternatif terbaik yang ada. Kesalahan ini akan menghasilkan hasil akhir yang tidak tepat yang menguntungkan alternatif mempertahankan aset lama.
3. Nilai
investasi aset lama dan pandangan pihak luar (outsider viewpoint)
“Titik
pandang pihak luar (outsider viewpoint)” untuk memperkirakan jumlah investasi
aset lama (defender). Outsider Viewpoint adalah perspektif pihak ketiga yang
netral dalam menetapkan MV sebuah aset bekas secara wajar (fair). Titik pandang
ini mendorong analis untuk memfokuskan pada arus kas saat ini dan masa datang,
sehingga menghindari godaan untuk memikirkan biaya masa lalu.
MV saat ini yang dapat dicapai (dimodifikasi oleh pengaruh pajak penghasilan) adalah jumlah investasi yang tepat untuk ditetapkan terhadap aset yang ada saat ini dalam analisis penggantian. Salah satu cara membenarkan hal ini adalah dengan menggunakan biaya peluang (opportunity cost) atau prinsip peluang yang hilang (opportunity forgone principle). Artinya, jika diputuskan untuk tetap mempertahankan aset yang ada saat ini, kita melepaskan peluang untuk memperoleh MV neto yang dapat dicapai pada waktu tersebut. Jadi, hal ini menggambarkan opportunity cost mempertahankan aset lama (defender).
Jika terdapat pengeluaran investasi baru, misalnya untuk pemeriksaan dan perbaikan aset lama sehingga dapat bersaing dengan penantang (aset pengganti), maka dalam analisis penggantian, pengeluaran ini harus ditambahkan pada MV yang dapat dicapai saat ini untuk menentukan investasi total aset lama.
Ketika menggunakan outsider viewpoint, total investasi aset lama adalah opportunity cost dari tidak menjual aset yang ada saat ini untuk memperoleh MV-nya, plus biaya memperbaikinya sehingga dapat bersaing dengan penantang terbaik (semua aset baru yang layak dipertimbangkan).
MV aset lama tidak harus dikurangi dari harga pembelian aset pengganti ketika menggunakan outsider viewpoint untuk menganalisis masalah penggantian. Kesalahan ini akan menggandakan MV aset lama dan membiaskan perbandingan yang menguntungkan aset pengganti.
MV saat ini yang dapat dicapai (dimodifikasi oleh pengaruh pajak penghasilan) adalah jumlah investasi yang tepat untuk ditetapkan terhadap aset yang ada saat ini dalam analisis penggantian. Salah satu cara membenarkan hal ini adalah dengan menggunakan biaya peluang (opportunity cost) atau prinsip peluang yang hilang (opportunity forgone principle). Artinya, jika diputuskan untuk tetap mempertahankan aset yang ada saat ini, kita melepaskan peluang untuk memperoleh MV neto yang dapat dicapai pada waktu tersebut. Jadi, hal ini menggambarkan opportunity cost mempertahankan aset lama (defender).
Jika terdapat pengeluaran investasi baru, misalnya untuk pemeriksaan dan perbaikan aset lama sehingga dapat bersaing dengan penantang (aset pengganti), maka dalam analisis penggantian, pengeluaran ini harus ditambahkan pada MV yang dapat dicapai saat ini untuk menentukan investasi total aset lama.
Ketika menggunakan outsider viewpoint, total investasi aset lama adalah opportunity cost dari tidak menjual aset yang ada saat ini untuk memperoleh MV-nya, plus biaya memperbaikinya sehingga dapat bersaing dengan penantang terbaik (semua aset baru yang layak dipertimbangkan).
MV aset lama tidak harus dikurangi dari harga pembelian aset pengganti ketika menggunakan outsider viewpoint untuk menganalisis masalah penggantian. Kesalahan ini akan menggandakan MV aset lama dan membiaskan perbandingan yang menguntungkan aset pengganti.
Masalah
Penggantian Yang Khas
Contoh
dibawah ini diselesaikan dengan metode berbasis sebelum pajak. Setelah itu
dilakukan analisis dengan metode berbasis setelah pajak dengan menggunakan
sistem penyusutan umum (GDS) MACRS untuk pompa baru (penantang). Sedangkan
penyusutan pompa lama dilanjutkan berdasarkan sistem penyusutan alternatif
(ADS) MACRS, yang dipilih pada saat aset tersebut mulai digunakan. Kedua
analisis menggunakan Outsider viewpoint untuk menentukan investasi dalam pompa
lama jika tidak diganti dengan pompa baru.
Contoh 2 :
Manajer
sebuah perusahaan pembuat karpet sedang memikirkan operasi sebuah pompa utama
pada salah satu alur proses pencairan. Setelah membahas masalah ini dengan
supervisor plant engineering, mereka memutuskan untuk melakukan analisis
penggantian. Mereka juga memutuskan untuk menggunakan sembilan tahun periode
analisis yang dianggap sangat tepat untuk situasi ini. Perusahaan memiliki MARR
10% per tahun untuk investasi modal proyek sebelum pajak, dan 6% per tahun
setelah pajak. Tarif pajak penghasilan sebesar 40%.
Pompa lama,
katakanlah pompa A, termasuk motor penggerak dengan pengendali terpusat,
memerlukan biaya $17.000 pada lima tahun lalu. Periode pemulihan ADS pompa ini,
jika digunakan pada fasilitas pabrik karpet, adalah sembilan tahun. Catatan
akuntansi memperlihatkan bahwa telah dilakukan penyusutan berdasarkan metode
garis lurus dengan ketentuan setengah tahun.
Beberapa
masalah telah terjadi pada pompa A, termasuk penggantian terhadap alat
pendorong dan bantalan poros, dengan biaya $1.750 per tahun. Biaya operasi dan
pemiliharaan (O&M) tahunan telah dirata-ratakan sebesar $3.250. Biaya
asuransi dan pajak properti sebesar 2% dari investasi modal awal. Pompa
tersebut nampaknya masih dapat dipergunakan selama sembilan tahun berikutnya jika
pemeliharaan dan reparasi yang dilakukan saat ini terus dilanjutkan. Jika pompa
ini masih dapat terus dipergunakan, maka setelah sembilan tahun nanti MV-nya
kira-kira akan sebesar $200.
Selain
alternatif melanjutkan penggunaan pompa lama, terdapat alternatif lain yaitu
menjual pompa tersebut secepat mungkin dan membeli sebuah pompa jenis baru.
Harga pompa baru tersebut, katakanlah B, adalah $16.000. Nilai pasar sebesar
$750 dapat diperoleh dari pompa lama. Kelas umur sembilan tahun (kelas properti
MACRS lima tahun) dapat diterapkan pada pompa baru berdasarkan GDS. Perkiraan
nilai pasar pada akhir tahun kesembilan akan sebesar 20% dari investasi modal
awal. Biaya O&M untuk pompa baru diperkirakan sebesar $3.000 per tahun.
Pajak tahunan dan asuransi akan berjumlah 2% dari investasi modal awal
Jawaban :
Pompa lama A
Investasi
modal ketika dibeli 5 tahun
lalu
-$17.000
Kelas umur
(dan periode pemulihan
ADS)
9 tahun
Biaya tahunan
:
Penggantian pendorong dan bantalan
poros
-$1.750
Biaya operasi dan
pemeliharaan
-$3.250
Pajak dan asuransi :
$17.000x2%
-$ 340
-$ 5.340
Nilai pasar
saat
ini
$ 750
Perkiraan nilai
pasar akhir tahun ke sembilan
berikutnya
$ 200
Nilai buku
saat ini : $17.000
(1-(1/2)(1/9)-4(1/9))
$ 8.500
Pompa baru B
Investasi
modal
-$16.000
Kelas
umur
9 tahun
Kelas
properti
MACRS
5 tahun
Perkiraan
nilai pasar pd akhir th ke-9 :
$16.000x20%
$ 3.200
Biaya
tahunan : Operasi dan
pemeliharaan
-$3.000
Pajak dan asuransi :
$16.000x2%
-$ 320
-$3.320
Tarif pajak
penghasilan efektif = 40%
MARR
(sebelum pajak) = 10%
MARR
(setelah pajak) = 6%
Analisis
sebelum pajak.
Berdasarkan
outsider viewpoint, jumlah investasi aset lama ini akan sebesar MVnya saat ini
yaitu $750; yakni opportunity cost dari mempertahankan aset lama. Jumlah
investasi pada pompa A mengabaikan harga pembelian awal sebesar $17.000
Analisis
ekuivalen nilai tahunan (equivalent annual worth-AW) pompa A dan pompa B
Periode
studi : 9
tahun
Pertahankan Penggantian
Pompa A dengan pompa B
AW (10%)
Biaya
-$5.340
-$3.320
Biaya
pemulihan modal :
-($750-$200)(A/P,10%,9)
-
$200(0,10)
-$ 115
-($16.000-$3.200)(A/P,10%,9)-$3.200(0,10)
-$2.542
-$5.455
-$5.862
Karena pompa
A memiliki nilai AW negatif yang paling kecil (-$5.455>-$5.862), penggantian
pompa tidak dibenarkan, dan aset lama harus tetap dipertahankan setidaknya satu
tahun lagi.
Analisis
setelah pajak.
Perhitungan
ATCF aset lama (pompa A):
Akhir
tahun, k
|
(A)
BTCF
|
(B)
Penyusutan
MACRS (ADS)
|
(C)=(A)-(B)
Penghasilan
kena pajak
|
(D)=-0,4(C
)
penghasilan
40%
|
(E)=(A)+(D)
ATCF
|
0
|
(-)$750
MV
|
Tidak ada
|
(+)-$7.750
MV-BV
|
(-)+$3.100
-0,4(MV-BV)
|
(-)$3.850
0,6MV+0,4BV
|
1-4
|
-5.340
|
$1.889
=
17.000(1/9)
|
-7.229
|
+2.892
|
-2.448
|
5
|
-5340
|
$944
=17.000(1/2)(1/9)
|
-6284
|
+2.514
|
-2.826
|
6-9
|
-5.340
|
0
|
-5.340
|
2.136
|
-3.204
|
9
|
200
|
200(*)
|
-80
|
+120
|
(*)
Keuntungan dari pembuangan aset (terkena pajak 40%)
Perhitungan
ATCF aset pengganti (Pompa B) :
Akhir
tahun, k
|
(A)
BTCF
|
(B)
Penyusutan
MACRS (GDS)
|
(C
)=(A)-(B)
Penghasilan
kena pajak
|
(D)=
-0,4(C )
Pajak
penghasilan 40%
|
(E)=(A)+(D)
ATCF
|
0
|
-$16.000
|
-$16.000
|
|||
1
|
-3.320
|
$3.200
=16.000x0,2
|
-$6.520
|
+2.608
|
-712
|
2
|
-3.320
|
5.120
=16.000x0,32
|
-8.440
|
+3.376
|
+56
|
3
|
-3.320
|
$3.072
=16.000x0,192
|
-6.392
|
+2.557
|
-763
|
4
|
-3.320
|
$1.843
=16.000x0,1152
|
-5.163
|
+2.065
|
-1.255
|
5
|
-3.320
|
$1.843
|
-5.163
|
+2.065
|
-1.255
|
6.
|
-3.320
|
922
=16.000x0,0576
|
-4.242
|
+1.697
|
-1.623
|
7-9
|
-3.320
|
0
|
-3.320
|
+1.328
|
-1.992
|
9
|
+3.200
|
+3.200(*)
|
-1.280
|
+1.920
|
(*) :
Keuntungan dari pembuangan aset (terkena pajak 40%)
AW (6%)
pompa A = -$3.850(A/P,6%,9) - $2.448(P/A,6%,4)(A/P,6%,9) –
[$2.826(F/P,6%,4)+$3.204(F/A,6%,4)-120](A/F,6%,9)
=
-$3.333
AW (6%)
pompa B = -$16.000(A/P,6%,9) – [$712(P/F,6%,1)-$56(P/F,6%,2)
+$763(P/F,6%,3)+$1.255(P/F,6%,4)+$1.255(P/F,6%,5)
+$1.623(P/F,6%,6)+$1.992(P/F,6%,7)+$1.992(P/F,6%,8)
+$1.992(P/F,6%,9)](A/P,6%,9)
= -$3.375
Oleh karena
AW kedua pompa hampir sama, pertimbangan lain, seperti keterandalan pompa baru
yang lebih baik, dapat mengurangi preferensi ekonomi pompa A. Biaya tahunan
setelah pajak dari kedua alternatif jauh lebih kecil dibandingkan dengan biaya
tahunan sebelum pajak.
Alur Keputusan Penggantian Yang Khas
Menentukan umur ekonomi asset baru dan lama
Ekonomi Aset
baru
Sangat
penting mengetahui umur ekonomi, EUAC minimum dan total biaya tahun demi tahun
atau biaya tambahan untuk aset baru maupun aset lama sehingga keduanya dapat
dibandingkan berdasarkan evaluasi terhadap umur ekonomi dan biaya yang paling
hemat keduanya.
Untuk sebuah
aset baru, umur ekonominya dapat dihitung jika investasi modal,biaya tahunan
dan nilai pasar per tahun diketahui atau dapat diestimasi.
- Analisis sebelum pajak
PWk
(i%) = I – MVk (P/F,i%,k) + SEj (P/F,i%,j)
TCk
(i%) = MVk-1 – MVk + iMVk-1 + Ek
Contoh
Sebuah truk
forklift baru akan memerlukan investasi sebesar $20.000 dan diharapkan memiliki
nilai pasar akhir tahun serta biaya tahunan seperti diperlihatkan pada tabel
dibawah ini. Jika MARR sebelum pajak adalah 10% per tahun, berapa lama aset
tersebut harus dipertahankan kegunaannya?
Jawab :
Penentuan
umur ekonomi N sebelum pajak aset baru :
(1)
Akhir tahun,k
|
Biaya penggunaan pada tahun, k
|
EUAC tahun k
|
||||
(2)
MV, akhir tahun, k
|
(3)
Penyusutan aktual selama tahun, k
|
(4)
Biaya modal = 10% dari MV awal tahun
|
(5)
Biaya tahunan (Ek)
|
(6) = (3)+(4)+(5)
Total biaya (marginal) tahun k (TCk)
|
(7)
EUACk=[STCj(P/F,10%,j)](A/P,10%,k)
|
|
0
|
$20.000
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1
|
15.000
|
$5.000
=20.000-15.000
|
$2.000
= 20.000x0,1
|
$2.000
|
$9.000
|
$9.000
|
2
|
11.250
|
3.750
=15.000-11.250
|
1.500
= 15.000x0,1
|
3.000
|
8.250
|
8.643
|
3
|
8.500
|
2.750
=11.250-8500
|
1.125
=11.250x0,1
|
4.620
|
8.495
|
8.600
® EUAC minimum (N*=3)
|
4
|
6.500
|
2.000
=8500-6500
|
850
=8500x0,1
|
8.000
|
10.850
|
9.082
|
5
|
4.750
|
1.750
=6500-4750
|
650
=6.500x0,1
|
12.000
|
14.400
|
9.965
|
Asumsi :
semua arus kas terjadi pada setiap akhir tahun.
Kolom 3 :
Penyusutan aktual untuk setiap tahun adalah perbedaan antara nilai pasar awal
dan akhir tahun. Penyusutan untuk masalah ini tidak dihitung berdasarkan metode
formal namun didasarkan pada hasil kekuatan ekspektasi pasar.
Kolom 4 :
Opportunity cost modal pada tahun k adalah 10% dari modal yang tidak direcover
(diinvestasikan dalam aset) pada awal masing-masing tahun.
Kolom 7 :
Equivalent uniform annual cost (EUAC) yang akan timbul setiap tahun jika aset
tersebut dipertahankan penggunaannya sampai tahun k, dan selanjutnya digantikan
pada akhir tahun. EUAC minimum terjadi pada akhir tahun N*. ® Pada aset disini memiliki EUAC
minimum jika dipertahankan kegunaannya hanya selama tiga tahun (yaitu N*=3).
EUAC2
(10%)= $20.000(A/P,10%,2)-$11.250(A/F,10%,2) + [$2.000(P/F,10%,1)
+ $3.000(P/F,10%,2)](A/P,10%,2)
= $8.643
- Analisis setelah pajak
PWk
(i%) = I + S[(1-t)Ej
– tdj ](P/F,i%,j)-[(1-t)MVk + t(BVk
)](P/F,i%,k)
Melalui
perhitungan ini akan diketahui PW dari ATCF tahun k, PWk,
berdasarkan analisis setelah pajak dengan :
(1) menambahkan investasi modal awal (PW
besarnya investasi jika terjadi setelah waktu nol) dan jumlah PW setelah pajak
dari biaya tahunan sampai tahun k, termasuk penyesuaian jumlah penyusutan
tahunan (d)
(2) Menyesuaikan total PW biaya setelah
pajak dengan keuntungan atau kerugian setelah pajak dari pembuangan aset pada
akhir tahun k.
Total biaya
marginal setelah pajak pada setiap tahun k :
TCk
(i%) = (1-t)(MVk-1 – MVk + iMVk-1 + Ek)
+ i(t)(BVk-1)
Ekonomi
asset Lama
Jika tidak
ada MV aset lama saat ini atau nanti (dan tidak ada pengeluaran untuk
perbaikan) dan jika biaya operasi aset lama diperkirakan akan meningkat setiap
tahun, maka sisa umur ekonomi yang menghasilkan EUAC paling kecil akan satu
tahun.
Jika MV
lebih besar dari nol dan diharapkan menurun dari tahun ke tahun, maka perlu
dilakukan perhitungan sisa umur ekonomi.
Penundaan
(postponement) umumnya diartikan sebagai penundaan keputusan mengenai kapan
akan melakukan penggantian, bukan mengenai keputusan untuk menunda penggantian
sampai tanggal masa datang tertentu.
Contoh
Misalnya
ingin diketahui berapa lama sebuah truk forklift harus dipertahankan
kegunaannya sebelum diganti dengan truk forklift baru yang data-datanya
diberikan pada contoh 3. Truk lama dalam kasus ini sudah berusia dua tahun,
yang dibeli dengan biaya $13.000 dan memiliki MV yang dapat dicapai saat ini (realizable
MV) sebesar $5.000. Jika dipertahankan, nilai pasar dan biaya tahunannya
diperkirakan akan seperti berikut :
Akhir tahun k
|
MV akhir tahun k
|
Biaya tahunan, Ek
|
1
|
$4.000
|
$5.500
|
2
|
3.000
|
6.600
|
3
|
2.000
|
7.800
|
4
|
1.000
|
8.800
|
Tentukan
periode paling ekonomis untuk tetap mempertahankan aset lama sebelum
menggantinya dengan aset pengganti yang ada pada contoh 3. Biaya modal adalah
10% per tahun.
Jawaban :
Penentuan
umur ekonomi aset lama
(1)
Akhir tahun, k
|
(2)
Penyusutan aktual selama tahun k
|
(3)
Biaya modal = 10% dari MV awal tahun (*)
|
(4)
Biaya tahunan (Ek)
|
(5)
Total biaya (marjinal) atau tahun (TCi)
=(2)+(3)+(4)
|
(6)
EUAC sampai tahun k
|
1
|
$1.000
|
$500
|
$5.500
|
$7.000
|
$7.000
|
2
|
1.000
|
400
|
6.600
|
8.000
|
7.474
|
3
|
1.000
|
300
|
7.800
|
9.100
|
7.966
|
4
|
1.000
|
200
|
8.800
|
10.000
|
8.406
|
(*) tahun satu berdasarkan MV yang dapat dicapai
sebesar $5.000
Perhatikan
bahwa EUAC minimum sebesar $7.000 berkaitan dengan mempertahankan aset lama
satu tahun lagi. Namun, biaya marjinal mempertahankan truk untuk tahun kedua
adalah sebesar $8.000, yang masih tetap lebih kecil dari EUAC minimum aset
pengganti (yaitu $8.600 dari contoh 3). Biaya marjinal untuk mempertahankan
aset lama pada tahun ketiga dan tahun selanjutnya lebih besar dari $8.600 EUAC
minimum truk baru. Berdasarkan data yang ada saat ini, paling ekonomis untuk
mempertahankan aset lama selama dua tahun lagi dan selanjutnya menggantinya
dengan aset baru.
Perbandingan aset lama dengan yang
baru
Situasi
ketiga terjadi ketika masa manfaat aset pengganti terbaik dan aset lama
diketahui, atau dapat diestimasi, namun tidak memiliki nilai yang sama.
Ketika
asumsi berulangan (repeatability) tidak dapat diterapkan, asumsi
berakhir bersamaan (coterminated) dapat digunakan; asumsi ini
menggunakan periode studi terbatas untuk semua alternatif. Jika pengaruh
inflasi akan dilibatkan dalam analisis penggantian, dianjurkan untuk
menggunakan asumsi coterminated.
Contoh
Andaikan
kita dihadapkan pada masalah penggantian yang sama dengan contoh 5, kecuali
bahwa periode masa manfaat yang dibutuhkan adalah (a) tiga tahun atau (b) empat
tahun. Artinya, periode analisis terbatas dengan menggunakan asumsi coterminated
digunakan. Untuk setiap kasus tersebut, alternatif mana yang harus dipilih?
Jawaban :
(a) Untuk perencanaan tiga tahun, secara intuitif kita
akan berpikir apakah aset lama harus dipertahankan tiga tahun lagi ataukah
harus segera diganti dengan aset baru untuk digunakan tiga tahun kemudian. EUAC
aset lama untuk tiga tahun adalah $7.966 dan EUAC aset baru untuk tiga tahun
adalah $8.600. Berdasarkan hal ini, aset lama akan dipertahankan selama tiga
tahun. Namun, ini tidaklah tepat. Dengan memfokuskan pada kolom “total biaya
(marginal)”, kita dapat melihat bahwa aset lama memiliki biaya paling rendah
pada dua tahun pertama, tetapi pada tahun ketiga aset lama ini memiliki biaya
sebesar $9.100; sedangkan biaya tahun pertama aset pengganti adalah $9.000.
Dengan demikian, akan lebih ekonomis untuk mengganti aset lama setelah tahun
kedua. Kesimpulan ini dapat dibuktikan dengan menghitung semua kemungkinan
penggantian dan biayanya yang terkait, untuk selanjutnya menghitung EUAC
masing-masing.
(b) Untuk rentang perencanaan empat tahun,
alternatif-alternatif tersebut beserta biaya-biayanya yang terkait untuk
masing-masing tahun dan EUACnya ada dalam tabel dibawah ini
Penentuan kapan untuk mengganti aset lama dengan
rentang rencana empat tahun
Pertahankan aset lama untuk
|
Pertahankan aset baru untuk
|
Biaya total (marjinal) untuk setiap tahun
|
EUAC pada 10% untuk 4 tahun
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
0 tahun
|
4 tahun
|
-$9.000
|
-$8.250
|
-$8.495
|
-$10.850
|
-$9.082
|
1
|
3
|
-7.000
|
-9.000
|
-8.250
|
-8.495
|
-8.301
|
2
|
2
|
-7.000
|
-8.000
|
-9.000
|
-8.250
|
-8.005 ® negatif terkecil
|
3
|
1
|
-7.000
|
-8.000
|
-9.100
|
-9.000
|
-8.190
|
4
|
0
|
-7.000
|
-8.000
|
-9.100
|
10.000
|
-8.406
|
Jadi,
alternatif paling ekonomis adalah mempertahankan aset lama selama dua tahun
lagi kemudian menggantinya dengan aset baru, untuk dipertahankan dua tahun
kemudian.
Jika
analisis penggantian melibatkan aset lama yang tidak dapat lagi digunakan
akibat perubahan teknologi, keharusan perbaikan, dst, maka pilihan diantara dua
atau lebih alternatif harus dibuat.
Penghentian tanpa penggantian
Jika biaya peluang
modal (opportunity cost of capital) i% per tahun, apakah proyek tersebut
harus dilakukan? Tahun kapankah paling baik untuk membebaskan (abandon)
proyek jika kita memutuskan untuk melaksanakan proyek tersebut?
Untuk ini
dapat diterapkan asumsi :
- Setelah investasi modal dilaksanakan, perusahaan akan menunda keputusan untuk membebaskan proyek sepanjang nilai ekuivalennya (equivalent worth) tidak menurun.
- Proyek akan dihentikan pada waktunya yang paling baik dan tidak akan dilakukan penggantian.
Menyelesaikan
masalah pembebasan (abandonment) sama dengan menentukan umur ekonomi
sebuah aset. Namun dalam masalah pembebasan terdapat keuntungan tahunan (arus
kas masuk), sedangkan analisis umur ekonomi lebih didominasi oleh biaya (arus
kas keluar).
Contoh
Sebuah mesin
pengepak/pembungkus kertas daur ulang sedang dipertimbangkan oleh perusahaan
XYZ. Pendapatan tahunan setelah pajak dikurangi biaya-biaya proyek telah
dihitung. Demikian pula nilai pembebasan setelah pajak (after-tax abandoment
value) mesin pada akhir masing-masing tahun.
Akhir tahun
|
||||||||
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
|
Pendapatan
tahunan (setelah pajak) dikurangi biaya
|
-$50.000a
|
$10.000
|
$15.000
|
$18.000
|
$13.000
|
$9.000
|
$6.000
|
$5.000
|
Nilai
pembebasan mesinb
|
-
|
40.000
|
32.000
|
25.000
|
21.000
|
18.000
|
17.000
|
15.000
|
a Investasi
modal
b Estimasi
nilai pasar
MARR
perusahaan setelah pajak adalah 12% per tahun. Kapan waktu terbaik untuk
membebaskan mesin jika perusahaan telah siap memutuskan untuk menggunakan mesin
tersebut dan menggunakannya tidak lebih dari tujuh tahun?
Jawaban :
Mempertahankan
mesin selama satu tahun :
AW1(12%) = -$50.000(A/P,12%,1)+($40.000+$10.000)(A/F,12%,1)
= -$6.000
Mempertahankan
mesin selama dua tahun :
AW2(12%) = [-$50.000+$10.000(P/F,12%,1)+($15.000+$32.000)(P/F,12%,2)]
(A/P,12%,2)
= -$2.132
Mempertahankan
mesin selama tiga tahun :
AW3(12%) = [-$50.000+$10.000(P/F,12%,1)+$15.000(P/F,12%,2)
+($18.000+$25.000)(P/F,12%,3)](A/P,12%,3)
= $622
Mempertahankan mesin selama empat tahun :
AW4(12%) =
[-$50.000+$10.000(P/F,12%,1)+$15.000(P/F,12%,2)
+$18.000(P/F,12%,3)+($13.000+$21.000)(P/F,12%,4)](A/P,12%,4)
= $1.747
Mempertahankan
mesin selama lima tahun :
AW5(12%) = [-$50.000+$10.000(P/F,12%,1)+$15.000(P/F,12%,2)
+$18.000(P/F,12%,3)+$13.000(P/F,12%,4)+($9.000+$18.000)
(P/F,12%,5)](A/P,12%,5)
= $2.020
Mempertahankan
mesin selama enam tahun :
AW6(12%)
= [-$50.000+$10.000(P/F,12%,1)+$15.000(P/F,12%,2)
+$18.000(P/F,12%,3)+$13.000(P/F,12%,4)+$9.000(P/F,12%,5)
+($6.000+$17.000)(P/F,12%,6)](A/P,12%,6)
= $2.121
Mempertahankan
mesin selama tujuh tahun :
AW7(12%)
= [-$50.000+$10.000(P/F,12%,1)+$15.000(P/F,12%,2)
+$18.000(P/F,12%,3)+$13.000(P/F,12%,4)+$9.000(P/F,12%,5)
+$6.000(P/F,12%,6)+($5.000+$15.000)(P/F,12%,7)](A/P,12%,7)
= $2.006
Jadi, nilai
AW akan maksimum dengan mempertahankan mesin selama enam tahun, yang merupakan
waktu terbaik untuk membebaskan mesin.
Dalam
beberapa kasus, manajemen memutuskan bahwa meskipun penggunaan utamanya akan
dihentikan, namun aset yang ada saat ini tidak akan diganti atau dihapus sama
sekali dari penggunaannya. Meskipun aset lama secara ekonomis tidak dapat
bersaing lagi, namun tetap akan diinginkan bahkan lebih ekonomis untuk tetap
dipertahankan sebagai cadangan atau untuk penggunaan yang berbeda. Biaya untuk
mempertahankan aset lama berdasarkan kondisi seperti itu akan cukup rendah,
karena MVnya yang lebih relatif rendah dan mungkin biaya tahunan yang juga
rendah.
Aset pengganti terbaik yang tersedia harus
ditentukan. Kegagalan untuk melakukan hal ini menggambarkan praktek engineering
yang tidak dapat diterima.
Setiap kelebihan kapasitas, keterandalan,
fleksibilitas, keamanan dan seterusnya dari aset pengganti akan memiliki nilai
bagi pemilik dan harus diklaim sebagai keuntungan dalam nilai uang jika
estimasi dalam nilai uang dapat dilakukan. Jika sebaliknya, nilai ini akan
dianggap sebagai keuntungan yang bersifat nonmoneter.
inash.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/3505/ANALISIS+PENGGANTIAN.doc