Kamis, 02 November 2017

BAB 3. EKONOMI TEKNIK 1



BAB 3. KONSEP NILAI UANG TERHADAP WAKTU

Konsep Nilai Uang Terhadap Waktu
Pengaruh waktu terhadap nilai uang (the time value of  money) di masa yang akan datang menyangkut penanaman dana ke dalam suatu investasi baik investasi jangka pendek maupun jangka panjang. Berdasarkan pengaruh waktu nilai uang akan berubah di waktu yang akan datang kalau jumlahnya sama, hal ini disebabkan karena perkembangan perekonomian di mana masyarakat semakin tahu arti perkembangan perekonomian dan bagaimana dampaknya terhadap harga-harga secara umum. Oleh karena itu pengertian dari nilai uang terhadap waktu adalah suatu konsep yang menyatakan bahwa nilai uang sekarang akan lebih berharga dari pada nilai uang masa yang akan datang atau suatu konsep yang mengacu pada perbedaan nilai uang yang disebabkan karena perbedaaan waktu.
Berbicara masalah nilai waktu uang ini, Anwar Iqbal Qureshi (1991) yang dikutip Syafii Antonio (2001: 74) menjelaskan mengenai fenomena bunga dengan rumusan yang dikenal “menurunnya nilai barang di waktu mendatang dibanding dengan nilai barang di waktu kini.” Singkatnya kalangan ini menganggap bahwa: “sebagai agio atau selisih nilai yang diperoleh dari barang-barang pada waktu sekarang terhadap perubahan atau penukaran barang di waktu yang akan datang.”
Boehm Bawerk dalam Syafii Antonio (2001: 74) sebagai pendukung pendapat tersebut mengemukakan tiga alasan mengapa nilai barang di waktu yang mendatang akan berkurang, yaitu sebagai berikut:
  1. Keuntungan di masa yang akan datang diragukan. Hal tersebut disebabkan oleh ketidakpastian peristiwa serta kehidupan manusia yang akan datang, sedangkan keuntungan masa kini sangat jelas dan pasti.
  2. Kepuasan terhadap kehendak atau keinginan masa kini lebih bernilai bagi manusia daripada kepuasan mereka pada waktu yang akan datang. Pada masa yang akan datang, mungkin saja seseorang tidak mempunyai kehendak semacam sekarang.
  3. Kenyataannya, barang-barang pada waktu kini lebih penting dan berguna. Dengan demikian, barang-barang tersebut mempunyai nilai yang lebih tinggi dibanding dengan barang-barang pada waktu yang akan datang.
Dalam memperhitungkan, baik nilai sekarang maupun nilai yang akan datang maka kita harus mengikutkan panjangnya waktu dan tingkat pengembalian maka konsep nilai uang terhadap waktu sangat penting dalam masalah keuangan baik untuk perusahaan, lembaga maupun individu. Dalam perhitungan uang, nilai Rp1.500,- yang diterima saat ini akan lebih  bernilai atau lebih tinggi dibandingkan dengan Rp1.000,- yang akan diterima dimasa akan datang.
Hal tersebut  sangat mendasar karena nilai uang akan berubah menurut waktu yang disebabkan banyak factor yang mempengaruhinya seperti. Adanya inflasi, perubahan suku bunga, kebijakan pemerintah dalam hal pajak, suasana politik, dan lain lain.
Bagi umat Islam khususnya di Indonesia, Majelis Ulama Idnonesia (MUI) telah memfatwakan bahwa “bunga” uang haram sifatnya. Namun kehadiran lembaga kredit serta praktek jual beli secara kredit memang tidak dapat dihapuskan begitu saja. Secara umum perannya sangat besar dalam mendorong aktivitas perekonomian. Dan bagi Anda yang beragama Islam, menyikapi hal itu tentu saja terpulang kepada keyakinan masing-masing. Syafii Antonio (2001: 75) mengatakan bahwa secara prinsip, Islam mengakui adanya nilai dan amat berharganya waktu. Oleh karena itu,
  1. Banyak sekali sumpah Allah dalam Al-Qur’an dengan menggunakan waktu, seperti demi masa, demi waktu dhuha, demi waktu fajar, demi waktu malam, dan lain-lain.
  2. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Waktu itu seperti pedang; jika kita tidak menggunakannya dengan baik, ia akan memotong kita.”
Menurutnya, “Islam sangat mengahargai waktu, tetapi penghargaannya tidak diwujudkan dalam rupiah tertentu atau persentase bunga tetap.” Apa yang diungkapkan oleh Syafii Antonio tersebut perlu disikapi, misalnya mencari alternatif lain yang bukan berupa bunga sebagai pengganti dari penghargaan terhadap waktu.
Saat ini sudah banyak lembaga keuangan termasuk perbankan yang menerapkan konsep “bagi hasil” dari modal yang ditanamkan atau dipinjamkan sebagai cara yang dianjurkan dalam Islam. Patut pula untuk dikaji pandangan Aristoteles mengenai bunga. Aristoteles dalam Yusuf Qardhawi (1997: 310) memandang “bunga – apapun sumbernya adalah suatu penghasilan yang tidak wajar karena diambil dari jerih kerja orang lain.” Ia berpendapat bahwa “uang tidak melahirkan uang (dengan sendirinya).”
Mari kita coba kembangkan konsep bunga ini dalam pandangan Islam pada kesempatan lain. Dalam kaitannya dengan manajemen aktiva tetap, konsep nilai waktu dari uang diwujudkan dalam bentuk turut diperhitungkannya jumlah modal yang ditanamkan serta usia ekonomis dari aktiva tetap yang relatif lama sebagai kondisi yang penuh kektidakpastian. Investasi yang cukup besar pada aktiva tetap saat ini, walaupun di atas kertas dipandang profitable namun dalam kenyataannya belum tentu. Hal ini karena adanya faktor-faktor lain yang di luar perhitungan mungkin akan mempengaruhi, semisal perubahan kebijakan pemerintah, pengaruh kondisi ekonomi negara tetangga, bencana alam, dan sebagainya.
Manfaat dari kita mengetahui konsep dari nilai uang terhadap waktu adalah untuk mengetahui apakah investasi yang dilakukan dapat memberikan keuntungan atau tidak. Nilai uang terhadap waktu berguna untuk menghitung anggaran. Dengan demikian investor dapat menganalisa apakah proyek tersebut dapat memberikan keuntungan atau tidak. Dimana investor lebih menyukai suatu proyek yang memberikan keuntungan setiap tahun dimulai tahun pertama sampai tahun berikutnya.








Pengertian Ekivalensi

Nilai uang yang berbeda pada waktu yang berbeda akan tetapi secara finansial mempunyai nilaiyang sama. Kesamaan nilai finansial tersebut dapat ditunjukkan jika nilai uang dikonversikan(dihitung)  pada satu waktu yang sama.

Asal Mula Bunga
 Menurut Hubbard ( 1997 ) dalam Laksmono ( 2001), Bunga Adalah Biaya yang harus di bayar
Borrower 
 Menurut Kem dan Guttman (1992) seperti di uraikan Laksmono ( 2001 ) menganggap Suku Bunga merupakan sebuah harga dan sebagai mana harga lainnya maka tingkat Suku Bunga, yaitu :
1). SUKU BUNGA NOMINAL Yaitu Suku Bunga yang dapat di amati di pasaran.
2). SUKU BUNGA RIIL Yaitu suku Bunga yang secara konsep di ukur tingkat pengembaliannya setelah dikurangi inflansi.
3). SUKU BUNGA JANGKA PENDEK Yaitu Suku Bunga yang jatuh tempo ( Maturity ) satu tahun atau kurang.
4). SUKU BUNGA JANGKA PANJANG Yaitu Suku Bunga yang jatuh tempo ( Maturitty ) lebih dari satu tahun.

BUNGA SEDERHANA
Apabila total bunga yang diperoleh berbanding linear dengan besarnya pinjaman awal/pokok pijaman, tingklat suku buanga dan lama periode pinjaman yang disepakati, maka tingkat suku bunga tersebut dinamakan tingkat suku bunga sederhana ( simple interest rate ). Bunga sederhana jarang digunakan dalam praktik komersial modern. Total bunga yang diperoleh dapat dihitung dengan rumus : I = P.i.n Di mana : I = Total bunga tunggal P = Pinjaman awal i = Tingkat suku bunga n = Periode pinjaman. Jika pinjaman awal P, dan tingkat suku bunga, I, adalah suatu nilai yang tetap, maka besarnya bunga tahunan yang diperoleh adalah konstan. Oleh karena itu, total pembayaran pinjaman yang harus dilakukan pada akhir periode pinjaman F, sebesar : F = P + I




Bunga Majemuk
 Apabila bunga yang diperoleh setiap periode yang didasarkan pada pinjaman pokok ditambah dengan setiap beban bunga yang terakumulasi sampai dengan awal periode tersebut, maka bunga itu disebut bunga majemuk. Bunga majemuk lebih sering digunakan dalam praktik komersial modern. Perbedaan yang terjadi disebabkan oleh pengaruh pemajemukkan (compounding). Perhitungan bunganya dilakukan berdasarkan pinjaman pokok dan bunga yang dihasilkan pada periode sebelumnya. Perbedaan tersebut akan semakin besar bila jumlah uang semakin sebesar,atau periode lebih lama.



Present Worth Analysis
Present Worth adalah nilai ekuivalen pada saat sekarang (waktu 0). Metode PWini seringkali dipakai terlebih dahulu daripada metode lain karena biasanya relatiflebih mudah menilai suatu proyek pada saat sekarang.Kriteria analisis :
·        Fixed input (Jumlah uang/sumberdaya input tetap) Æ maximize Presentworth dari benefit atau output lainnya(PWB).
·        FixedOutput (Tujuan/manfaat/output lainnya yang akan dicapai tetap) ÆMinimize Present worth dari cost atau input lainnya (PWC).
·        Input dan output tidak tetap (Baik Cost/input lainnya maupun benefit/outputlainnya tidak tetap) Æ Maximize Net present worth (PWB PWC).


Konsep Keekivalenan 

Ekuivalensi berarti semua cara pembayaran yang memiliki daya tarik yang sama bagi peminjam. Meskipun total pembayaran kembali  uang pinjaman berbeda menurut caranya, tetapi bisa ekuivalensi satu sama lain merupakan konsep yang penting dalam ekonomi teknik.
Ekuivalensi tergantung pada :
  1. Tingkat suku bunga
  2. Jumlah uang yang terlibat
  3. Waktu menerima dan / atau pengeluaran uang.
  4. Sifat yang berkaitan dengan pembayaran bunga terhadap modal yang ditanamkan dan modal awal yang diperoleh kembali.
     Jika tingkat suku bunga konstan pada 10% untuk cara pembayaran apapun, maka semua cara pembayaran tersebut ekuivalen. Seseorang bisa secara bebas meminjam dan meminjamkan pada tingkat suku bunga 10%. Tidak ada bedanya pada pokok pinjaman dibayarkan dalam umur pinjaman atau baru dibayar kembali pada akhir tahun ke-4
           Cara untuk melihat mengapa semua cara pembayaran itu dikatakan ekuivalen pada tingkat suku bunga 10% adalah membandingkan total bunga pinjaman yang dibayarkan dengan total pinjaman selama 4 tahun, seperti ditunjukkan pada table berikut :
Tabel. M-02.7

Total Bunga Pinjaman yang Dibayarkan
Total Pinjaman Selama
Empat Tahun
Perbandinga Total Bunga terhadap Total Pinjaman
Cara I
250,00
2.500,00
0,10
Cara II
400,00
4.000,00
0,10
Cara III
261,88
2.618,84
0,10
Cara IV
464,10
4.641,00
0,10

     Dengan suatu tingkat suku bunga yang sama, dapat dikatakan bahwa setiap cara pembayaran di masa yang akan datang yang akan melunasi sejumlah uang yang dipinjam saat ini adalah ekuivalen satu sama lain. Ekuivalensi terjadi bila total bunga pinjaman yang dibayarkan dibagi total pinjaman menghasilkan jumlah yang sama pada cara pembayaran mana saja.

 Notasi dan Diagram/ Tabel Arus Kas
     
Arus kas (cash flow) adalah aliran nilai atau dana moneter (dollar) yang digunakan sebagai biaya (inputs) untuk menghasilkan keutungan (output). Arus kas (cash flow) tersebut dihasilkan dari sebuah proyek investasi.  Cara termudah untuk pendekatan masalah-masalah dalam analisis ekonomi adalah menggambar sebuah gambar atau diagram yang harus menunjukkan 3 hal, yaitu:
  1. Interval waktu yang dibagi ke dalam jumlah yang sesuai dari periode yang sama
  2. Semua arus pengeluaran kas (deposito, pengeluaran, dll) dalam masing-masing periode
  3. Semua arus pemasukan kas masuk (penarikan, pendapatan, dll) pada setiap periode
      Untuk menyederhanakan subjek pada analisis ekonomi, ada beberapa simbol-simbol (notasi) yang diperkenalkan untuk mewakili macam-macam arus kas dan faktor-faktor bunga. Berikut ini adalah simbol-simbol yang digunakan:
P  = nilai atau jumlah mata uang pada waktu sekarang ($)
F  = nilai atau jumlah mata uang pada waktu yang akan datang ($)
N = jumlah dari periode bunga
i   = tingkat suku bunga per periode (%) 


 Tidak diketahui nilai awal, diketahui nilai akan datang


Jika (1 + i)n  dipindahkan ke ruas kanan diperoleh :

P = F (1+i)-n                             (4)

 P = Ekuivalen masa sekarang
 F = Ekuivalen masa akan datang
 i  = Tingkat Bunga per Periode

Bentuk  (1 + I)-n disebut Single Payment Present Worth Factor (faktor nilai saat ini pembayaran tunggal), dan dapat ditulis dengan simbol fungsional (P/F,i,n) Besarnya (P/F,i,n) untuk berbagai i dan n dapat dilihat pada tabel bunga.

     Simbol fungsional tersebut dibaca  “cari P di mana F diketahui pada bunga i per periode bunga untuk n periode bunga.” Perhatikan bahwa urutan dari P dan F dalam P/F adalah sama seperti dalam bagian awal dari persamaan 4, di mana besaran yang tidak diketahui, P, ditempatkan pada sisi sebelah kiri dari persamaan sedangkan besaran yang diketahui F ditempatkan disebelah kanan persamaan. 

Tidak diketahui nilai seragam , diketahui nilai awal

nilai ekuivalen pada saat sekarang (waktu 0). Metode PWini seringkali dipakai terlebih dahulu daripada metode lain karena biasanya relatiflebih mudah menilai suatu proyek pada saat sekarang.Kriteria analisis :
·        Fixed input (Jumlah uang/sumberdaya input tetap) Æ maximize Presentworth dari benefit atau output lainnya(PWB).
·        FixedOutput (Tujuan/manfaat/output lainnya yang akan dicapai tetap) ÆMinimize Present worth dari cost atau input lainnya (PWC).
·        Input dan output tidak tetap (Baik Cost/input lainnya maupun benefit/outputlainnya tidak tetap) Æ Maximize Net present worth (PWB PWC).
 
Kondisi analisis :
1. Usia pakai (useful lives) sama dengan periode analisis
2. Usia pakai berbeda dengan periode analisis.
3. Periode analisis tak terhingga (permanent) Single alternatif ,Layak ekonomis jika NPV > 0.Multiple alternatives, NPV terbesar merupakan alternatif terbaik1.
1.Jika usia pakai masing-masing alternatif sama. - Hitung NPV dari masing-masing alternatif. - Bandingkan masing-masing alternatif.
2. Jika usia pakai masing-masing alternatif tidak sama.Metode analisis dilakukan dengan prosesvpenyamaan umur alternatif (periodeanalisis):
a. Metode penyamaan umur dengan angka Kelipatan Persekutuan Terkecil.
 b. Metode penyamaan umur dengan usia pakai alternatif terpanjang.
c. Metode penyamaan umur dengan suatu periode analisis yang ditetapkan
3. Jika usia pakai dianggap tak berhingga- Metode Analisis dengan periode n tak berhingga.Dasar analisis:Analisis nilai sekarang didasarkan pada konsep ekuivalensi dengan tingkat pengembalian minimum yang diinginkan (MARR).


Tidak diketahui nilai akan datang, Diketahui nilai awal

        Jika suatu jumlah P rupiah ditanamkan pada suatu saat sekarang dan i merupakan tingkat bunga per periode (keuntungan atau pertumbuhan), jumlahnya akan meningkat dari sebesar P menjadi P+Pi = P(1+i) pada akhir periode pertama;  pada akhir dari dua periode besarnya akan meningkat menjadi P(1+i)(1+i) = P(1+i)2 ; pada akhir dari tiga periode, besarnya akan meningkat menjadi P(1+i)2 (1+i) = P(1+i)3; dan pada akhir dari n periode jumlahnya akan meningkat menjadi  :
F = P (1 +i)n


Gradient Seragam

Pada deret gradien panjangnya periode adalah N, tetapi aliran kas dalam periode 1 adalah 0. Beberapa faktor yang mempengaruhi gradien antara lain nilai sekarang, annuitas, atau nilai masa akan datang.
P = G (P/G, i, N) atau G = P (G/P, i, N) (3.9)
A = G (A/G, i, N) atau G = A (G/A, i, N) (3.10)
F = G (F/G, i, N) atau G = F (G/F, i, N) (3.11)
Beberapa masalah arus kas melibatkan peneriman-peneriman atau pengeluaran-pengeluaran yang diproyeksikan agar meningkat atau berkurang.
Jumlah secara konstan, G, pada setiap periode. Situasi itu dapat dimodelkan dengan suatu kemiringan/gradient yang seragam (uniformgradient/arithmetic gradie

SUKU BUNGA TERHADAP WAKTU
     
Pengaruh waktu terhadap nilai uang di masa yang akan datang menyangkut penanaman dana ke dalam suatu investasi baik investasi jangka pendek maupun jangka panjang.berdasarkan pengaruh waktu nilai uang akan berubah pada masa yang akan datang kalau jumlahnya sama,hal ini disebabkan karena perkembangan perekonomian dimana masyarakat semakin tahu arti perkembangan perekonomian dan bagaimana dampaknya terhadap harga-harga secara umum. Kalau dalam perekonomian suatu negara dimana harga-harga cenderung naik, maka hal ini berarti bahwa dengan jumlah uang yang sama jika digunakan pada waktu satu tahun setelah diterima uang tersebut maka nilainya akan turun.


Tingkat Suku Bunga Nominal dan Suku Bunga Efektif

Suku bunga dibedakan menjadi dua, suku bunga nominal dan suku bunga riil. Suku bunga nominal adalah rate yang dapat diamati di pasar. Sedangkan suku bunga riil adalah konsep yang mengukur tingkat bunga yang sesungguhnya setelah suku bunga nominal dikurangi dengan laju inflasi yang diharapkan.
Tingkat suku bunga juga digunakan pemerintah untuk mengendalikan tingkat harga, ketika tingkat harga tinggi dimana jumlah uang yang beredar di masyarakat banyak sehingga konsumsi masyarakat tinggi akan diantisipasi oleh pemerintah dengan menetapkan tingkat
suku bunga yang tinggi. Dengan tingkat suku bunga tinggi yang diharapkan kemudian adalah berkurangnya jumlah uang beredar sehingga permintaan agregat pun akan berkurang dan kenaikan harga bisa diatasi.
Secara teori tingkat bunga yang dibayarkan bank adalah tingkat bunga nominal yang merupakan penjumlahan tingkat bunga riil ditambah inflasi (Mankiw,2003). Adanya kenaikan atau penurunan inflasi akan berdampak pada kenaikan atau penurunan tingkat bunga kredit.
Pada tahun 2002, kondisi makroekonomi menunjukkan perkembangan yang kondusif. Ini terlihat dari terkendalinya uang primer, serta laju inflasi dan nilai tukar yang menunjukkan perkembangan yang positif. Oleh karena itulah, Bank Indonesia mulai memberikan sinyal penurunan tingkat bunga secara bertahap. Hal ini dilakukan melalui penurunan tingkat bunga instrumen moneter yang salah satunya adalah SBI. Walaupun tingkat bunga SBI mengalami penurunan, tingkat bunga kredit relatif rigid.
Suku bunga kredit yang ada pada saat ini dianggap beberapa kalangan baik dari pelaku bisnis maupun pakar ekonomi belum optimal. Mereka menuntut agar Bank Indonesia selaku
penguasa moneter mempengaruhi suku bunga deposito dan suku bunga kredit berkaitan dengan turunnya SBI agar dapat meningkatkan atau mengembangkan sektor riil lewat kegiatan investasinya. Namun tuntutan itu belum atau baru sedikit yang dipenuhi (Info Bank, 2004).
Masih relatif tingginya suku bunga kredit di tengah-tengah masih adanya ketidakpastian prospek usaha tentu saja akan mengurangi semangat sektor dunia usaha untuk melakukan investasi. Walaupun dilihat dari beberapa indikator, fungsi intermediasi perbankan melalui penyaluran kredit telah menunjukkan perbaikan, namun dalam kenyataannya penyaluran kredit perbankan pada sektor riil belum dapat berlangsung dengan cepat karena berbagai permasalahan yang dihadapai oleh sektor riil itu sendiri meskipun hal tersebut juga ada kaitannya dengan konsolidasi internal di perbankan.
Gejolak suku bunga dan inflasi menjadi dua faktor penting yang mempengaruhi aktivitas penyaluran kredit. Keduanya tidak hanya mendorong suku bunga kredit, tapi juga membuat risiko kredit macet menjadi besar. Tetapi dalam kondisi seperti ini, kegiatan kredit perbankan harus tetap berlangsung.
Suku Bunga Nominal
Suku bunga nominal adalah suku bunga yang biasa kita lihat bank atau media cetak. Misalnya perusahaan meminjam uang dari bank sebesar $100.000 selama setahun pada suku bunga nominal 10%, maka pada akhir tahun perusahaan harus mengembalikan pinjaman tersebut sebesar $110.000 (yaitu $100.000 x 10%).
Suku bunga nominal cenderung naik seiring dengan angka inflasi. Jika, misalnya, bank
memberlakukan suku bunga 10% pada ekspektasi inflasi selama satu tahun ke depan adalah 0%, maka bank mungkin akan memberlakukan suku bunga 13% jika ekspektasi inflasinya adalah 3%.
Tingkat Bunga Efektif adalah:
disebut juga tingkat suku bunga ekuivalen tahunan (equivalent annual rate, EAR).  Tingkat suku bunga ini adalah tingkat suku bunga yang akan menghasilkan nilai akhir (di masa depan) yang sama menurut bunga majemuk tahunan seperti juga pada bunga majemuk yang lebih sering dengan memberikan suatu tingkat suku bunga nominal tertentu.  Semua tingkat suku bunga nominal dapat dikonversi menjadi tingkat suku bunga ekuivalen tahunan, atau EFF%.  Ketika melakukan perbandingan di antara beberapa pinjaman atau investasi yang melakukan pembayaran pada jangka waktu yang berbeda-beda, harus menggunakan EEF%.
  1. tingkat bunga yang sesungguhnya dibebankan dalam setahun; jika suku bunga dibebankan sekali setahun, tingkat bunga nominal sama dengan suku bunga efektif; atau
  2. gambaran mengenai pendapatan / hasil atas nilai suatu instrumen utang yang dimiliki dibandingkan dengan nilai instrumen pada saat harga pembelian (effective rate)



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar